“Ibu jadi mo ke SMP 3? Soalnya ibu ada ujan deras disertai angin,” tanya Rahmawaty Djafar melalui grup whatsapp Peserta UPK C Kelas XII pukul 06.15 WITA.
“Iya, tetap datang” jawab Ibu Tuti Kustia selaku ketua PKBM Hutuo Lestari.
Seakan belum puas dengan jawaban Ibu Ketua, Rahmawaty kembali memastikan.
“Ibu, biar ada hujan?”
Teringat puisi masa kecil yang saya pun tidak tau siapa penciptanya, namun hingga kini masih relevan dengan kejadian pagi tadi (Kamis, 08/04/2021) yakni Walau hujan, aku tetap pergi kesekolah.
Mungkin sajak itu pula yang menjadi penguat dipagi yang penuh berkah ini.
Walau hujan Kelas XII Paket C tetap ujian Ekonomi dan Sejarah.
“Ba sombar dulu say, nanti sudah berhenti hujan baru datang” balas bu Ketua.
Sekali lagi, Rahmawaty kembali memastikan, namun kali ini sedikit bermohon, “Ibu, biar terlambat tidak apa?”
“Iya, tidak apa-apa, disini juga masih hujan keras, tetap ditunggu ya” Begitulah sedikit percakapan yang menemani dinginnya hujan dan angin pagi ini.
Nomor satu dari soal Ekonomi tentang pemenuhan kebutuhan seakan menjadi jawaban mengapa peserta didik tetap hadir meskipun hujan dan angin kencang. Soal mengenai Elastisitas Permintaan dan Mekanisme pasar tak lagi terasa sulit untuk dikerjakan karena kesadaran terhadap kebutuhan selembar ijazah Paket C.
Sumber-sumber Sejarah pada soal kedua mata ujian Sejarah seakan memaksa ingatan masa lampau beberapa peserta didik, dimana masa lalu yang mereka pilih menjadi takdir yang kini akhirnya harus ditebus dengan harus mengisi kembali soal sumber sejarah pada UPK hari ini.
Tak terasa dua mata ujian di hari keempat hampir selesai. Pukul 10.43 melalui chat whatsapp salah satu tim yang rencananya akan turun monitoring bersama Bapak Kepala Balai Pengembangan PAUD dan Dikmas Gorontalo mengabarkan bahwa “Pak Bambang batal kesitu” dengan emotikon tangan permohonan maaf. Pesan tersebut pun menjadi penutup UPK dihari keempat. Semoga hari esok cerah dan UPK dihari terakhir dapat berjalan dengan lancar.