Waktu menunjukkan pukul 06.24 WITA. “Ibu Mita, sudah berangkat? Soalnya tadi Hari kesana tapi mobil sudah tidak ada,” tanya salah satu orang tua peserta didik dari sebrang telepon dengan nada sedikit cemas. “Belum pak, saya masih siap-siap dan menunggu peserta lainnya,” jawab saya.
Wajar jikalau si Aba (sapaan orang tua dari anak tersebut) khawatir jika anaknya ketinggalan atau terlambat dalam melaksanakan hari kedua Ujian Pendidikan Kesetaraan Paket C.
Beberapa menit kemudian, telah datang tiga peserta didik yang juga siap menempuh perjalanan sekitar 26 km dari PKBM Hutuo Lestari menuju ke lokasi tempat pelaksaan ujian. Ya, tahun ini UPK tidak dilaksanakan di lembaga, namun dilokasi rombongan belajar kelas jauh yang terdapat di Desa Ambara Kec. Dungaliyo.
“siap grak! Lencang depan grak!” suara Marya Kasim terdengar lantang
“sama deng anak-anak jo!” salah seorang peserta didik meledek dibarengi riuh tawa.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 45 menit, tepat pukul 07.30 wita apel dilaksanakan. Maryam Kasim salah seorang peserta didik yang sejatinya telah berdomisili di Kabupaten Gorontalo Utara rela mengorbankan keluarga dan izin dari pekerjaannya demi mengikuti UPK di PKBM Hutuo Lestari. Hal ini terlihat dari semangatnya memimpin apel dan doa sebelum ujian dimulai. Selanjutnya pengecekan suhu tubuh, cuci tangan dan pembagian masker.
Pelajaran Pertama ialah Pendidikan Kewarganegaraan berjalan lancar, meskipun 7 peserta didik yang berasal dari Desa Upomela terlambat hampir satu jam dikarenakan kendala transportasi.
Setelah istirahat selama 30 menit, terdengar suara Ibu Wiwin Luawo, S.Pd selaku pengawas I memanggil kembali seluruh peserta ujian untuk memasuki ruangan. Sebelum ujian Matematika dimulai rombongan Bidang PAUD dan Dikmas, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gorontalo terlihat tiba dan memasuki ruangan untuk monitoring dan pemberian motivasi.
“Semoga adik-adik dan seluruh warga belajar semuanya lulus dengan baik. Semuanya mendapatkan ijazah dengan baik. Dan ijazahnya dapat digunakan untuk melamar kerja, untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, dan lain-lain, termasuk dalam hal mendapatkan jodoh yang terbaik, hehe aamiin,” Begitulah motivasi singkat Ibu Kepala Bidang Sintje Banteng, M.Pd sebelum bergegas menuju bandara dalam rangka Rakor Regional III.
Penyelenggaraan Ujian Pendidikan Kesetaraan Tahun Pelajaran 2020/2021 secara tatap muka di Masa Pandemi tentunya memiliki tantangan tersendiri, tapi dengan sukses dan lancarnya penyelenggaran UPK sampai dengan hari kedua ini tentunya mengajarkan bahwa pandemi tidak mengurangi motivasi Peserta Didik, Orang Tua, Dinas Pendidikan, terlebih satuan lembaga dalam mewujudkan pendidikan non formal untuk bersatu berkomitmen menjadikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat yang berprestasi, terhormat dan bermartabat.
Ada kalimat tanya terakhir dari Faisal Laiya salah satu peserta didik yang bagi saya selaku pengelola bak oase di padang pasir, “Ibu kapan ijazahnya? Saya mau lanjut kuliah di UNU,” Faisal bertanya dengan penuh semangat. Binar matanya mengajarkan saya motivasi yang tak pernah erupsi.
Semangat ortu dan peserta didik tentu tdk lepas dari peran utama pengelola Satdik yg tak bosan-bosanx memberi motivasi kpd peserta didiknya untuk lebih memahami arti pendidikan, kapan dan d manapun berada